Oleh karena itu, Ramadhan bukan berarti menganjurkan kita untuk
bermalas-malasan dalam bekerja atau belajar dikarenakan telah
melaksanakan ibadah puasa sehari penuh dengan menahan lapar dan dahaga
sehingga membuat tubuh kita lemas dan otak kita tidak bekerja lagi. Akan
tetapi justru di bulan Ramadhan ini kita harus lebih meningkatkan
amalan kita agar menjadikan berkah dan bermanfaat.
Sangat disayangkan jika sebagian besar dari kita meliburkan proses
pembelajaran di bulan Ramadhan karena dimungkinkan bahwa belajar di
bulan Ramadhan itu tidaklah efektif. Seharusnya di bulan Ramadhan ini
janganlah dijadikan momentum untuk bermalas-malasan dalam belajar.
Tanamkan sejak dini pada anak kita keikhlasan hati untuk lebih semangat
belajar meskipun sedang berpuasa.
Selain menanamkan keihlasan dan hikmah di balik berpuasa, pastikan
anak kita juga harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar tetap kuat
menjalankan puasa sampai saat berbuka. Agar spirit berpuasa pada anak
tetap terjaga dengan baik meskipun sedang belajar atau beraktivitas
lainnya, maka perlu dilakukan pemahaman tentang bagaimana susahnya orang
lain yang tidak cukup beruntung untuk mendapatkan makanan sehingga
harus berpuasa hampir setiap harinya. Dengan demikian, diharapkan anak
kita akan lebih menghargai sesama dan dapat meningkatkan rasa syukur
kepada Allah atas nikmat yang sudah diberikan padanya.
Selain menanamkan rasa ikhlas dan empati terhadap orang yang
mengalami kesusahan dalam memperoleh makanan sehingga harus berpuasa.
Kita juga harus dapat mencontohkan kepada mereka bagaimana puasa
bukanlah menjadi penghalang untuk tetap belajar, bekerja dan
meningkatkan prestasi.
Mari kita lihat bagaimana gigihnya Rasulullah berperang dalam perang
Badar dan perang Khandaq dan berhasil meraih kemenangan meskipun dalam
keadaan berpuasa.
No comments:
Post a Comment